"melihat dengan nurani, melayani dengan hati, menyentuh dengan kasih"

Senin, 04 Juli 2016

Selamat IDUL FITRI 1437H

Sepertinya setiap tahun, jumlah pemudik bermotor yang melalui jalan Raya Batulicin-Kandangan dan Jalan Transmigrasi makin banyak saja. Mobil full body press juga bersliweran dengan membawa onggokan barang berharga di atas kabin mobil, sehingga lebih tampak seperti pengungsi dibanding pemudik.
Ya, berkat perhatian bapak Bupati Kabupaten Tanah Bumbu, kini akses jalan menuju kabupaten banjar melalu jalan Transmigrasi semakin mudah untuk dilewati. Namun para “mudikers” yang melalui jalur ini harus tetap berhati-hati, karena masih ada beberapa titik yang saat ini masih dalam pengerjaan perbaikan bertahap.

“Mudik”
Kenapa harus ada tradisi mudik ya?
Buat apa sih mudik?
Amun kada’ hakun repot mudik, kenapa harus begawe  jauh dari keluarga, dan setiap setahun sekali berpanas-panasan, tergencet di antara ribuan kepentingan dan aroma badan yang pasti mampu memberangus lubang hidung yang cuma ada dua.

Mudik bisa dibilang merupakan tradisi Idul Fitri yang hanya ada di Indonesia. Negara-negara timur tengah misalnya, tidak mengenal tradisi ini.
Orang Indonesia seakan-akan memiliki kewajiban untuk pulang kampung. Rasanya ada yang kurang jika lebaran tidak dengan keluarga.
Mudik nggak hanya sekedar buang uang yang dikumpulkan setahun.
Mudik nggak hanya berjubel, panas-panasan di kendaraan hingga rela tubuhnya sedikit penyok, Mudik pun nggak hanya ketemu kangen sama keluarga, sanak saudara, yang mungkin terpisah jarak dan waktu…Tapi ada makna yang lebih dalam dari sekedar yang sudah saya sebut di atas.
Mempertemukan kembali tali persaudaraan, kasih, kangen-kangenan, silaturahmi, mempersatukan kembali jalinan kasih dan cinta yang telah terpisah.
Mudik berarti juga manusia kembali ke fitrahnya, kembali ke keluarganya, ke kehangatan keluarga.
Mudik berarti menyatukan kembali sisi emosi dan hati yang mungkin selama ini hambar, dingin, dan lekang oleh kesibukan.
Sayangnya, seringkali kejadian mudik, kembali ke fitrah sebagai satu keluarga ini hanya terjadi di momen tertentu di setiap tahunnya. Padahal tema mudik bisa diangkat menjadi konsep kehidupan yang sebenarnya. Dimana setiap orang menemukan kembali kehangatan, kasih, persaudaraan, yang dirangkai melintasi jarak ruang dan waktu.

Sayangnya juga, seringkali momen kembali ke fitrah sebagai mahluk sosial yang saling membutuhkan, tidak berjalan mulus, karena masih adanya ego yang tidak mau memaafkan dan mengampuni. Mengampuni pun kadang hanya formalitas di bibir, tapi tidak di hati. Padahal dibutuhkan hati seluas samudera untuk memberi pengampunan.
Momen mudik ini sebenarnya tidak terjadi hanya setahun sekali. Kecanggihan teknologi komunikasi memungkinkannya untuk dilakukan setiap saat untuk sambung rasa sambung kata. Jadi tak usah menunggu momen tahunan untuk silaturahmi, agar tali persaudaraan tidak menjadi hambar.
Gunakan fasilitas komunikasi secara optimal dan efektif, sehingga komunikasi dapat mempersatukan, bukan malah memecah silaturahmi bahkan berujung konflik. Manfaatkan momen mudik sehari-hari melalui peralatan komunikasi. Berdayakan teknologi komunikasi untuk terus mengingatkan, bahwa kita masih memiliki keluarga, saudara, kerabat, sahabat, teman, yang meskipun dipisahkan jarak dan waktu, namun tetap terjalin hangat.

Terakhir kami ucapkan Selamat Hari Raya IDUL FITRI 1437H, raih kemenangan dan kembali ke fitrah. Minal aidin wal faidzin, Mohon maaf lahir dan batin. Bagi teman-teman yang Mudik…Tetap berhati-hati dijalan, Utamakan Kesehatan dan Keselamatan Pian-Pian sebarataan, semoga selamat hingga sampai ketujuan. Dan amun Pian membutuhkan obat-obatan atau pertolongan medis, segera pian datangi posko-posko kesehatan yang telah disiagakan 24 Jam untuk menunjang kenyamanan pian diperjalanan.

Jumat, 01 April 2016

Survey Pengetahuan Komprehensif HIV

Didalam dokumen Millenium Development Goals atau Tujuan Pembangunan Milenium, khususnya pada tujuan keenam, yakni “Memerangi berbagai penyakit menular, seperti HIV dan AIDS,malaria, dan penyakit menular lainnya”. PBB telah menetapkan target pengendalian penyebaran HIV dan AIDS dan penurunan kasus baru HIV dan AIDS hingga tahun 2015, termasuk target penurunan prevalensi HIV dan AIDS pada remaja berusia 15-24 tahun dan peningkatan pengetahuan yang benar dan komprehensif tentang HIV danAIDS bagi para remaja.

*baca lebih lengkap,klik di ---> sini <---

Selasa, 22 Maret 2016

DETEKSI DINI HIV

Tes deteksi HIV sebaiknya dilakukan oleh tiap orang yang mencurigai dirinya tertular HIV tanpa menunggu kemunculan gejala-gejala tertentu.

Agar dapat mendeteksi HIV dengan tepat, tes deteksi HIV perlu dilakukan pada waktu yang tepat. Umumnya, virus HIV baru akan terdeteksi dalam tubuh empat minggu setelah terjadi pajanan terhadap virus ini.

*selengkapnya, baca >>>disini<<<

PITC

Bertempat di Hotel Mercure Banjarmasin, pada tanggal 14-17 maret 2016, Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Selatan mengadakan pelatihan PITC (Provider Initiated Counseling and Testing) bagi petugas kesehatan, baik dokter, perawat, bidan maupun tenaga laboratorium. Pelatihan yang berlangsung selama 4 hari ini, dihadiri kurang lebih 38 peserta, yang berasal dari beberapa Rumah Sakit, Puskesmas dan Dinas Kesehatan di Kabupaten kota, se-Kalimantan Selatan.
baca lebih lengkap >>>klik disini<<<

Rabu, 02 Maret 2016

PEKAN IMUNISASI NASIONAL 2016

Pekan Imunisasi Nasional (PIN) 2016 Puskesmas Mantewe - Tanah Bumbu

Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahun 2016 di Indonesia bertujuan untuk mendukung tercapainya eradikasi polio di dunia. PIN 2016 harus bisa menjangkau lebih dari 95 persen bayi di Indonesia. PIN 2016 akan dilaksanakan 8 – 15 Maret 2016 dengan pemberian vaksin aktif melalui mulut dua tetes setiap anak usia 0 sampai 59 bulan tanpa melihat status imunisasinya.

*baca lebih lengkap, silahkan klik > disini <

Jumat, 22 Januari 2016

Waspadai DBD, Lakukan PSN (DBD.page2)

Mengendalikan populasi dan penyebaran vector dengan melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), merupakan cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah. Namun sebelumnya, saya ingin mereview sedikit materi tentang Nyamuk Aedes Aegypti,

Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.

Morfologi
Ciri-ciri Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Nyamuk Aedes aegypti hidup didalam dan diluar rumah, dan mampu terbang dalam radius 100 hingga 200 meter. 

Ciri Jentik 
Bentuk siphon besar dan pendek yang terdapat pada abdomen terakhir
Bentuk comb scale satu baris seperti sisir
Pada bagian thoraks terdapat stroot spine
Ukuran 0.5-1 cm
Gerakannya aktif dan berulang-ulang dari bawah keatas permukaan air untuk bernafas
Pada waktu istrahat, posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air
Setelah 5-7 hari, jentik akan berubah menjadi kepompong. 

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, antara lain Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

Pemberantasan Sarang Nyamuk
PSN merupakan tindakan untuk memutus mata rantai perkembangan nyamuk. Tindakan PSN terdiri atas beberapa kegiatan antara lain:

4M+ adalah tindakan yang dilakukan secara teratur untuk memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk Demam Berdarah dengan cara:

Menguras wadah air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung, penampung air kulkas, dll. 
Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes tidak dapat masuk dan bertelur 
Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti ban bekas, kaleng bekas, pecahan botol,dll
Memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk Aedes berkembang biak.

+(Plus)
Memelihara ikan dipenampungan air, Hindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat anti nyamuk, kelambu dan lotion anti nyamuk, Membubuhkan abate, Memasang kawat kasa di jendela dan di ventilasi


PSN 4M+ secara rutin disekitar lingkungan tempat tinggal kita dapat membantu menurunkan kepadatan vektor, berdampak pada menurunnya kontak antara manusia dengan vektor, akhirnya terjadinya penurunan kasus DBD.

Pelaksanaan PSN 4M+ dilingkungan sekolah juga sangat efektif untuk menekan perkembang biakan vector Nyamuk Aedes Aegypti. Kelompok anak sekolah merupakan bagian kelompok masyarakat yang dapat berperan strategis, mengingat jumlahnya sangat banyak.
Peran serta anak sekolah dapat digunakan untuk menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada usia dini, yang akan digunakan sebagai dasar pemikiran dan perilakunya dimasa yang akan datang.

Selain itu, menggerakan anak sekolah lebih mudah dibandingkan dengan orang dewasa dalam pelaksanaan PSN. Sehingga, apabila dapat berperan dalam pengendalian DBD maka akan berdampak signifikan terhadap penurunan kasus dan kematian DBD

Sekolah yang tidak sehat, banyak sampah dan air tergenang akan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aedes.
Nyamuk aedes menggigitnya pada waktu pagi dan sore hari, sehingga memungkinkan ketika dilaksanakan proses kegiatan belajar mengajar, siswa digigit oleh nyamuk aedes vektor penular penyakit demam berdarah.
Wabah DBD akan memungkinkan terjadi di sekolah, apabila terdapat salah satu yang merupakan carrier (penderita yang belum menunjukkan gejala sakit) terdapat di sekolah.
Kegiatan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) sebaiknya dilakukan secara rutin di sekolah. Disekolah ada beberapa lokasi yang memungkinkan menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk seperti; bak mandi/wc, tangki air, tempat sampah, pot bunga, lobang pohon, penampung air dispenser dll

Memberantasnya nyamuk atau kegiatan PSN dilakukan bersama guru, murid dan penjaga sekolah. Apabila terdapat jentik nyamuk segera tuangkan ketanah, karena jentik nyamuk aedes bisa mati bila menyenyuh tanah. Jangan tuangkan airnya di atas tembok/semen karena jentik nyamuk aedes akan tetap hidup walaupun hanya tersedia sedikit air.

Diharapkan, PSN 4M+ disekolah-sekolah se-kecamatan Mantewe juga dapat meningkatkan Angka Bebas Jentik (AJB) hingga 95%. Mari besinergi, untuk Mantewe yang lebih Sehat.

xander@pkm.mtw.2016

*album foto kegiatan >klik disini<

Minggu, 17 Januari 2016

Ayo Kita Sabarata'an,Waspadai DBD (page1)



Datangnya hujan setelah sekian lama kemarau, pastilah menjadi anugerah tersendiri bagi berbagai lapisan warga masyarakat. Hawa udara yang sebelumnya panas dan gerah kini menjadi lebih teduh dan juga sejuk. Ini menjadikan salasatu landasan syukur bagi seluruh umat di Indonesia.

Akan tetapi,bersamaan dengan itu, pola hidup mayoritas masyarakat Indonesia yang tidak peka terhadap lingkungan seringkali menjadi boomerang bagi orang-orang lain yang tidak bersalah. Sampah yang berserakan dimana-mana, ketika hujan datang akan tergenang air. Genangan air tersebut akan menjadi tempat berkembangnya berbagai pathogen, terutama yang sering menjadi masalah di Negri ini, adalah Nyamuk Aedes Aegypti, penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Berkaitan dengan itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah bumbu, dr.Daru Dewa M.Kes, menghimbau masyarakat agar waspada terhadap penyakit demam berdarah pada musim hujan saat ini. “Pada musim hujan perlu diwaspadai penyakit demam berdarah. Pada masa ini populasi nyamuk demam berdarah meningkat karena banyaknya tempat berinduk,” demikian penyampaian beliau dalam kunjungannya ke kecamatan Mantewe, 15/01/2016.


Sedangkan kepada seluruh petugas Kesehatan Puskesmas Mantewe, beliau juga menginstruksikan, agar lebih aktif berperan dan meningkatkan lagi kerjasama antar personil, baik dengan dokter-dokter dan tenaga kesehatan yang lainnya dipuskesmas, khususnya dalam mencegah penyakit Demam Berdarah dikecamatan Mantewe saat ini.

Selain itu, kepada masyarakat, khususnya masyarakat kecamatan Mantewe beliau juga berpesan untuk ikut melakukan tindakan pencegahan, salah satunya dengan menerapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

PSN bisa dilakukan dengan kerja bakti setiap minggu. Ini sesuai dengan siklus hidup nyamuk yang delapan hari. Kalau hari ketujuh sudah diberantas sarangnya maka dia tidak akan menjadi nyamuk dewasa pada malam kedelapan. Inilah cara termurah mencegah kasus DBD.

Dijelaskan juga, bahwa gejala yang dapat dilihat di antaranya demam tinggi mendadak 2-7 hari, terkadang demam bersifat bifasik (seperti pelana kuda), yakni panas akan turun di hari ke-3 atau ke-4 tetapi hari berikutnya naik lagi. Ruam pada kulit, nyeri belakang mata dan bintik-bintik merah kehitaman pada kulit.

Untuk menentukan seseorang didiagnosa DBD atau tidak, harus ada pemeriksaan darah di laboratorium. Itu pun tidak bisa sekali, harus ada pembanding. Maka, apabila ada gejala segera diperiksakan, sehingga tidak terlambat menangani secara medis serta dapat menyelamatkan pasien.

Peringatan serupa demikian  juga pernah dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang mana memperingatkan masyarakat atas ancaman penyakit Demam Berdarah (DB) yang kerap meningkat di awal tahun, terutama ketika datang musim penghujan.(sumber: http://www.depkes.go.id).

Penyakit demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue (tipe 1, 2, 3, 4). Virus ini masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Nyamuk ini dapat mengganggu sistem pembekuan darah dan pembuluh darah kapiler, sehingga dapat menyebabkan perdarahan.

Nyamuk ini banyak terdapat hampir di seluruh Indonesia terutama daerah tropis (sangat jarang di tempat yang memiliki ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Faktor lingkungan memiliki peran penting dalam kejadian DBD ini, terutama kerbersihan lingkungan.


Virus dengue biasanya akan menginfeksi nyamuk Aedes betina saat dia menghisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut (viraemia), yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul. Nyamuk menjadi infektif 8-12 hari (periode inkubasi ekstrinsik) sesudah mengisap darah penderita yang sedang viremia dan tetap infektif selama hidupnya.

Setelah melalui periode inkubasi ekstrinsik tersebut, kelenjar ludah nyamuk ini akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh manusia. Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 34 hari (rata-rata selama 4-6 hari) timbul gejala awal penyakit.

Air hujan yang tergenang seperti di potongan bambu,ban ban bekas, kolam, dan tempat-tempat lain dapat menimbulkan jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti, penyebab penyakit demam berdarah.

Untuk memberikan pemahaman kepedulian masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu juga telah melakukan berbagai langkah pendekatan dengan melakukan program penyuluhan melalui Puskesmas agar dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi masyarakat serta disebarluaskan.

“Musim penghujan identik dengan serangan penyakit Demam Berdarah. Untuk itu masyarakat Kecamatan Mantewe yang sebagian besar merupakan wilayah pertanian dan perkebunan dihimbau untuk menerapkan Pola hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Selain untuk mengantisipasi serangan penyakit yang rawan datang dimusim penghujan juga baik untuk kesehatan keluarga dan lingkungan" ungkap Arini SKM, selaku Plt.Kepala UPTD Puskesmas Mantewe Desa Mantewe Kecamatan Mantewe.


Pengelola Program PHBS Puskesmas Mantewe, Efrina AMd.Kep, juga menambahkan beberapa hal, antara lain tentang perilaku bersih diri dan lingkungan yang diterapkan dalam keluarga dan masyarakat. Mencuci tangan sebelum makan, minum air yang dimasak serta menutup dan mengubur tempat atau benda yang berpotensi penyakit. "Musim hujan nyamuk jadi leluasa bersarang digenangan atau di tempat sampah yang jadi penampungan air disekitar kita sabarataan, pian-pian harus waspada terhadap hal-hal nang kayak itu," Kewaspadaan kita sabarata’an harus ditingkatkan, karena musim hujan identik dengan lonjakan penderita Demam Berdarah (DBD), Flu lawan Diare”.


Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan 4M+, yakni:

Menguras wadah air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung, penampung air kulkas, dll.
Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes tidak dapat masuk dan bertelur
Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti ban bekas, kaleng bekas, pecahan botol, dll
Memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk Aedes berkembang biak.

+(Plus) :
Memelihara ikan dipenampungan air, Hindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat anti nyamuk, kelambu dan lotion anti nyamuk, Membubuhkan abate

Untuk menghindari gigitan nyamuk dewasa dapat dilakukan dengan fogging.
Fogging dapat dilakukan ketika ada lebih dari satu kasus DBD di lokasi yang sama dalam radius 100 meter, ada penularan, dan angka bebas jentik kurang dari 95 persen.
Kita semua harus tetap lakukan antisipasi karena kasus DBD cenderung meningkat pada pertengahan musim hujan sekitar Januari. Selanjutnya, pada Februari hingga Desember memang kecenderungannya menurun.
kasus penyakit DBD setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Pada 2010 jumlah kasusnya sempat mencapai angka yang tinggi namun pada tahun berikutnya jumlahnya semakin menurun.
Begitu juga dengan angka kematian. Pada tahun 1968 kasus kematian akibat DBD sempat mencapai angka 75 persen namun lambat laun menurun hingga dibawah angka satu persen.

Jadi,…mari bersama…kita BERANTAS nyamuk demam berdarah…!!!Mantewe pasti bisaaa…!!!

*album foto kegiatan, bisa dilihat di >>> sini <<<

Selasa, 27 Oktober 2015

HIV/AIDS

Sebagai upaya penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, khususnya diwilayah Kecamatan Mantewe, maka pada tanggal 27 Oktober 2015, pengelola program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS Puskesmas Mantewe; dr.Amroh Musta’idah bersama Alexander MR.AMK menyelenggarakan kegiatan sosialisasi pencegahan HIV/AIDS dibeberapa sekolah yang berada diwilayah kerja Puskesmas Mantewe, dimana kegiatan ini dijadwalkan akan dilaksanakan secara bertahap diseluruh sekolah, SMP dan SMU – sederajat.
selengkapnya, silahkan klik icon "program HIV/AIDS" disamping, atau kunjungi: http://www.hivmantewe.blogspot.co.id atau klik aja disini.
Jangan lupa baca juga postingan lama dan barunya.Terimakasih.

Kamis, 17 September 2015

MonEv dan Pembinaan Bidan Desa

Monev dan Pembinaan Bidan Desa
Pelayanan kesehatan di masyarakat dilakukan melalui kegiatan pengawasan, pengendalian, dan penilaian yang meliputi pencatatan, pelaporan, monitoring, dan evaluasi. Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan di Puskesmas.
Tanpa adanya pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi yang berharga serta bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar.


Seperti sebuah ungkapan: “ tulis apa yang dikerjakan dan kerjakan apa yang ditulis ” jadi data dan informasi merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut.

Selain Dokter, Perawat dan petugas paramedis lainnya, bidan desa merupakan salahsatu pilar digaris depan dalam pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, yaitu melalui kegiatan posyandu dan kegiatan – kegiatan di masyarakat lainnya. Untuk itu diperlukan skill, kompetensi dan pengetahuan tentang kesehatan yang semakin maju dan sesuai dengan perkembangan dunia kesehatan itu sendiri.

Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan skill, kompetensi dan pengetahuan kesehatan  seorang bidan desa yaitu dengan adanya kegiatan monitoring evaluasi dan pembinaan kinerja bidan desa dan bidan puskesmas.

Berdasarkan itu,  pada tanggal tanggal 15 September 2015, Koordinator bidan Puskesmas Mantewe bersama dokter Puskesmas Mantewe, bertempat diruang pertemuan Puskesmas Mantewe menggelar kegiatan MonEv dan Pembinaan Bidan Desa yang merupakan kegiatan Puskesmas mantewe yang pelaksana’annya diagendakan rutin setiap bulannya.

Kegiatan yang dihadiri oleh seluruh bidan desa yang bertugas diwilayah kerja Puskesmas Mantewe ini berlangsung selama kurang lebih 3 Jam, dengan pembicara antara lain: bidan Siti Muhayati AM.Keb selaku Koordinator Bidan dan pengelola program Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Mantewe, bersama dokter Amroh Mustaidah selaku dokter Puskesmas mantewe.
Koordinator Bidan Puskesmas Mantewe: Siti Muhayati, AM.Keb
Kegiatan tersebut meliputi pemberian dan pembahasan materi, tutorial pengisian form – form KIA, tanya jawab dan diskusi tentang permasalahan – permasalahan yang dihadapi di lapangan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sehingga diperoleh masukan dan solusi dari permasalahan tersebut untuk perbaikan pelayanan di lapangan.
Dalam kegiatan ini, bidan Siti Muhayati AM.Keb juga menekankan beberapa hal, antara lain mengenai tugas utama yang diemban oleh seorang bidan dalam mengurangi angka kematian bayi, dan standar pelayanan ANC yang harus selalu di ingat oleh seorang bidan. Dalam penyampainnya, bidan Siti Muhayati AM.Keb juga meminta agar setiap bidan yang bertugas didesa jangan pernah bosan untuk memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil untuk rajin mengkonsumsi makanan yang bergizi demi kesehatan janin yang ada didalam kandungan.
dr.Amroh Mustaidah-Puskesmas Mantewe
Sesi terakhir dari kegiatan ini adalah pembahasan mengenai teori persalinan, IMD dan beberapa materi penting kebidanan lainnya yang disampaikan secara detil oleh dokter Puskesmas Mantewe; dr.Amroh Mustaidah. Dalam pertemuan ini, beliau juga menyampaikan harapannya, agar apa yang diperoleh dalam kegiatan Monitoring Evaluasi dan pembinaan bidan desa ini dapat meningkatkan kualitas diri, skill, pengetahuan dan kompetensi bidan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang semakin baik dari waktu ke waktu dan diharapkan derajat kesehatan masyarakat juga semakin meningkat.

Written by: Alexander MR, AMK-Puskesmas Mantewe 2015