"melihat dengan nurani, melayani dengan hati, menyentuh dengan kasih"

Minggu, 17 Januari 2016

Ayo Kita Sabarata'an,Waspadai DBD (page1)



Datangnya hujan setelah sekian lama kemarau, pastilah menjadi anugerah tersendiri bagi berbagai lapisan warga masyarakat. Hawa udara yang sebelumnya panas dan gerah kini menjadi lebih teduh dan juga sejuk. Ini menjadikan salasatu landasan syukur bagi seluruh umat di Indonesia.

Akan tetapi,bersamaan dengan itu, pola hidup mayoritas masyarakat Indonesia yang tidak peka terhadap lingkungan seringkali menjadi boomerang bagi orang-orang lain yang tidak bersalah. Sampah yang berserakan dimana-mana, ketika hujan datang akan tergenang air. Genangan air tersebut akan menjadi tempat berkembangnya berbagai pathogen, terutama yang sering menjadi masalah di Negri ini, adalah Nyamuk Aedes Aegypti, penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Berkaitan dengan itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah bumbu, dr.Daru Dewa M.Kes, menghimbau masyarakat agar waspada terhadap penyakit demam berdarah pada musim hujan saat ini. “Pada musim hujan perlu diwaspadai penyakit demam berdarah. Pada masa ini populasi nyamuk demam berdarah meningkat karena banyaknya tempat berinduk,” demikian penyampaian beliau dalam kunjungannya ke kecamatan Mantewe, 15/01/2016.


Sedangkan kepada seluruh petugas Kesehatan Puskesmas Mantewe, beliau juga menginstruksikan, agar lebih aktif berperan dan meningkatkan lagi kerjasama antar personil, baik dengan dokter-dokter dan tenaga kesehatan yang lainnya dipuskesmas, khususnya dalam mencegah penyakit Demam Berdarah dikecamatan Mantewe saat ini.

Selain itu, kepada masyarakat, khususnya masyarakat kecamatan Mantewe beliau juga berpesan untuk ikut melakukan tindakan pencegahan, salah satunya dengan menerapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

PSN bisa dilakukan dengan kerja bakti setiap minggu. Ini sesuai dengan siklus hidup nyamuk yang delapan hari. Kalau hari ketujuh sudah diberantas sarangnya maka dia tidak akan menjadi nyamuk dewasa pada malam kedelapan. Inilah cara termurah mencegah kasus DBD.

Dijelaskan juga, bahwa gejala yang dapat dilihat di antaranya demam tinggi mendadak 2-7 hari, terkadang demam bersifat bifasik (seperti pelana kuda), yakni panas akan turun di hari ke-3 atau ke-4 tetapi hari berikutnya naik lagi. Ruam pada kulit, nyeri belakang mata dan bintik-bintik merah kehitaman pada kulit.

Untuk menentukan seseorang didiagnosa DBD atau tidak, harus ada pemeriksaan darah di laboratorium. Itu pun tidak bisa sekali, harus ada pembanding. Maka, apabila ada gejala segera diperiksakan, sehingga tidak terlambat menangani secara medis serta dapat menyelamatkan pasien.

Peringatan serupa demikian  juga pernah dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang mana memperingatkan masyarakat atas ancaman penyakit Demam Berdarah (DB) yang kerap meningkat di awal tahun, terutama ketika datang musim penghujan.(sumber: http://www.depkes.go.id).

Penyakit demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue (tipe 1, 2, 3, 4). Virus ini masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Nyamuk ini dapat mengganggu sistem pembekuan darah dan pembuluh darah kapiler, sehingga dapat menyebabkan perdarahan.

Nyamuk ini banyak terdapat hampir di seluruh Indonesia terutama daerah tropis (sangat jarang di tempat yang memiliki ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Faktor lingkungan memiliki peran penting dalam kejadian DBD ini, terutama kerbersihan lingkungan.


Virus dengue biasanya akan menginfeksi nyamuk Aedes betina saat dia menghisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut (viraemia), yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul. Nyamuk menjadi infektif 8-12 hari (periode inkubasi ekstrinsik) sesudah mengisap darah penderita yang sedang viremia dan tetap infektif selama hidupnya.

Setelah melalui periode inkubasi ekstrinsik tersebut, kelenjar ludah nyamuk ini akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh manusia. Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 34 hari (rata-rata selama 4-6 hari) timbul gejala awal penyakit.

Air hujan yang tergenang seperti di potongan bambu,ban ban bekas, kolam, dan tempat-tempat lain dapat menimbulkan jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti, penyebab penyakit demam berdarah.

Untuk memberikan pemahaman kepedulian masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu juga telah melakukan berbagai langkah pendekatan dengan melakukan program penyuluhan melalui Puskesmas agar dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi masyarakat serta disebarluaskan.

“Musim penghujan identik dengan serangan penyakit Demam Berdarah. Untuk itu masyarakat Kecamatan Mantewe yang sebagian besar merupakan wilayah pertanian dan perkebunan dihimbau untuk menerapkan Pola hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Selain untuk mengantisipasi serangan penyakit yang rawan datang dimusim penghujan juga baik untuk kesehatan keluarga dan lingkungan" ungkap Arini SKM, selaku Plt.Kepala UPTD Puskesmas Mantewe Desa Mantewe Kecamatan Mantewe.


Pengelola Program PHBS Puskesmas Mantewe, Efrina AMd.Kep, juga menambahkan beberapa hal, antara lain tentang perilaku bersih diri dan lingkungan yang diterapkan dalam keluarga dan masyarakat. Mencuci tangan sebelum makan, minum air yang dimasak serta menutup dan mengubur tempat atau benda yang berpotensi penyakit. "Musim hujan nyamuk jadi leluasa bersarang digenangan atau di tempat sampah yang jadi penampungan air disekitar kita sabarataan, pian-pian harus waspada terhadap hal-hal nang kayak itu," Kewaspadaan kita sabarata’an harus ditingkatkan, karena musim hujan identik dengan lonjakan penderita Demam Berdarah (DBD), Flu lawan Diare”.


Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan 4M+, yakni:

Menguras wadah air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung, penampung air kulkas, dll.
Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes tidak dapat masuk dan bertelur
Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti ban bekas, kaleng bekas, pecahan botol, dll
Memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk Aedes berkembang biak.

+(Plus) :
Memelihara ikan dipenampungan air, Hindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat anti nyamuk, kelambu dan lotion anti nyamuk, Membubuhkan abate

Untuk menghindari gigitan nyamuk dewasa dapat dilakukan dengan fogging.
Fogging dapat dilakukan ketika ada lebih dari satu kasus DBD di lokasi yang sama dalam radius 100 meter, ada penularan, dan angka bebas jentik kurang dari 95 persen.
Kita semua harus tetap lakukan antisipasi karena kasus DBD cenderung meningkat pada pertengahan musim hujan sekitar Januari. Selanjutnya, pada Februari hingga Desember memang kecenderungannya menurun.
kasus penyakit DBD setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Pada 2010 jumlah kasusnya sempat mencapai angka yang tinggi namun pada tahun berikutnya jumlahnya semakin menurun.
Begitu juga dengan angka kematian. Pada tahun 1968 kasus kematian akibat DBD sempat mencapai angka 75 persen namun lambat laun menurun hingga dibawah angka satu persen.

Jadi,…mari bersama…kita BERANTAS nyamuk demam berdarah…!!!Mantewe pasti bisaaa…!!!

*album foto kegiatan, bisa dilihat di >>> sini <<<