Mengendalikan
populasi dan penyebaran vector dengan melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN), merupakan cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk
mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah. Namun sebelumnya, saya ingin mereview sedikit materi tentang Nyamuk
Aedes Aegypti,
Aedes aegypti bersifat diurnal
atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh
nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu
dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk
memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi
dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan
benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak
karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari
dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk
jenis ini.
Morfologi
Ciri-ciri Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh
berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan
gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua
garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari
spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau
terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan
warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi
lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan
dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya
lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk
jantan. Nyamuk Aedes aegypti hidup
didalam dan diluar rumah, dan mampu terbang dalam radius 100 hingga 200 meter.
Ciri Jentik
Bentuk siphon besar dan pendek yang terdapat
pada abdomen terakhir
Bentuk comb scale satu baris seperti sisir
Pada bagian thoraks terdapat stroot spine
Ukuran 0.5-1 cm
Gerakannya aktif dan berulang-ulang dari
bawah keatas permukaan air untuk bernafas
Pada waktu istrahat, posisinya hampir tegak
lurus dengan permukaan air
Setelah 5-7 hari, jentik akan berubah menjadi
kepompong.
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian
vektornya, yaitu nyamuk aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, antara lain
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Pemberantasan Sarang Nyamuk
PSN merupakan tindakan untuk memutus mata rantai
perkembangan nyamuk. Tindakan PSN terdiri atas beberapa kegiatan antara lain:
4M+ adalah tindakan yang dilakukan
secara teratur untuk memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk Demam
Berdarah dengan cara:
Menguras wadah air seperti bak mandi,
tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung, penampung air kulkas, dll.
Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes tidak dapat masuk dan bertelur
Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas
yang dapat menampung air hujan seperti ban bekas, kaleng bekas, pecahan botol,dll
Memantau semua wadah air yang
dapat menjadi tempat nyamuk Aedes
berkembang biak.
+(Plus)
Memelihara ikan
dipenampungan air, Hindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat anti nyamuk, kelambu
dan lotion anti nyamuk, Membubuhkan abate, Memasang kawat
kasa di jendela dan di ventilasi
PSN 4M+ secara rutin disekitar lingkungan tempat
tinggal kita dapat membantu menurunkan kepadatan vektor, berdampak pada
menurunnya kontak antara manusia dengan vektor, akhirnya terjadinya penurunan
kasus DBD.
Pelaksanaan PSN 4M+ dilingkungan sekolah juga
sangat efektif untuk menekan perkembang biakan vector Nyamuk Aedes Aegypti. Kelompok
anak sekolah merupakan bagian kelompok masyarakat yang dapat berperan
strategis, mengingat jumlahnya sangat banyak.
Peran serta anak sekolah dapat digunakan
untuk menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada usia dini, yang
akan digunakan sebagai dasar pemikiran dan perilakunya dimasa yang akan datang.
Selain itu, menggerakan anak sekolah lebih
mudah dibandingkan dengan orang dewasa dalam pelaksanaan PSN. Sehingga, apabila
dapat berperan dalam pengendalian DBD maka akan berdampak signifikan terhadap
penurunan kasus dan kematian DBD
Sekolah yang tidak sehat, banyak sampah dan air tergenang akan menjadi tempat
berkembang biaknya nyamuk aedes.
Nyamuk aedes menggigitnya pada waktu pagi dan
sore hari, sehingga memungkinkan ketika dilaksanakan proses kegiatan belajar
mengajar, siswa digigit oleh nyamuk aedes vektor penular penyakit demam
berdarah.
Wabah DBD akan memungkinkan terjadi di
sekolah, apabila terdapat salah satu yang merupakan carrier (penderita
yang belum menunjukkan gejala sakit) terdapat di sekolah.
Kegiatan PSN (pemberantasan sarang nyamuk)
sebaiknya dilakukan secara rutin di sekolah. Disekolah ada beberapa lokasi yang
memungkinkan menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk seperti; bak mandi/wc,
tangki air, tempat sampah, pot bunga, lobang pohon, penampung air dispenser
dll
Memberantasnya nyamuk atau kegiatan PSN
dilakukan bersama guru, murid dan penjaga sekolah. Apabila terdapat jentik
nyamuk segera tuangkan ketanah, karena jentik nyamuk aedes bisa mati bila
menyenyuh tanah. Jangan tuangkan airnya di atas tembok/semen karena jentik
nyamuk aedes akan tetap hidup walaupun hanya tersedia sedikit air.
Diharapkan, PSN 4M+ disekolah-sekolah se-kecamatan
Mantewe juga dapat meningkatkan Angka Bebas Jentik (AJB) hingga 95%. Mari besinergi, untuk Mantewe yang lebih Sehat.
xander@pkm.mtw.2016
*album foto kegiatan >klik disini<