"melihat dengan nurani, melayani dengan hati, menyentuh dengan kasih"

Jumat, 22 Januari 2016

Waspadai DBD, Lakukan PSN (DBD.page2)

Mengendalikan populasi dan penyebaran vector dengan melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), merupakan cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah. Namun sebelumnya, saya ingin mereview sedikit materi tentang Nyamuk Aedes Aegypti,

Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.

Morfologi
Ciri-ciri Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Nyamuk Aedes aegypti hidup didalam dan diluar rumah, dan mampu terbang dalam radius 100 hingga 200 meter. 

Ciri Jentik 
Bentuk siphon besar dan pendek yang terdapat pada abdomen terakhir
Bentuk comb scale satu baris seperti sisir
Pada bagian thoraks terdapat stroot spine
Ukuran 0.5-1 cm
Gerakannya aktif dan berulang-ulang dari bawah keatas permukaan air untuk bernafas
Pada waktu istrahat, posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air
Setelah 5-7 hari, jentik akan berubah menjadi kepompong. 

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, antara lain Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

Pemberantasan Sarang Nyamuk
PSN merupakan tindakan untuk memutus mata rantai perkembangan nyamuk. Tindakan PSN terdiri atas beberapa kegiatan antara lain:

4M+ adalah tindakan yang dilakukan secara teratur untuk memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk Demam Berdarah dengan cara:

Menguras wadah air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung, penampung air kulkas, dll. 
Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes tidak dapat masuk dan bertelur 
Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti ban bekas, kaleng bekas, pecahan botol,dll
Memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk Aedes berkembang biak.

+(Plus)
Memelihara ikan dipenampungan air, Hindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat anti nyamuk, kelambu dan lotion anti nyamuk, Membubuhkan abate, Memasang kawat kasa di jendela dan di ventilasi


PSN 4M+ secara rutin disekitar lingkungan tempat tinggal kita dapat membantu menurunkan kepadatan vektor, berdampak pada menurunnya kontak antara manusia dengan vektor, akhirnya terjadinya penurunan kasus DBD.

Pelaksanaan PSN 4M+ dilingkungan sekolah juga sangat efektif untuk menekan perkembang biakan vector Nyamuk Aedes Aegypti. Kelompok anak sekolah merupakan bagian kelompok masyarakat yang dapat berperan strategis, mengingat jumlahnya sangat banyak.
Peran serta anak sekolah dapat digunakan untuk menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada usia dini, yang akan digunakan sebagai dasar pemikiran dan perilakunya dimasa yang akan datang.

Selain itu, menggerakan anak sekolah lebih mudah dibandingkan dengan orang dewasa dalam pelaksanaan PSN. Sehingga, apabila dapat berperan dalam pengendalian DBD maka akan berdampak signifikan terhadap penurunan kasus dan kematian DBD

Sekolah yang tidak sehat, banyak sampah dan air tergenang akan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aedes.
Nyamuk aedes menggigitnya pada waktu pagi dan sore hari, sehingga memungkinkan ketika dilaksanakan proses kegiatan belajar mengajar, siswa digigit oleh nyamuk aedes vektor penular penyakit demam berdarah.
Wabah DBD akan memungkinkan terjadi di sekolah, apabila terdapat salah satu yang merupakan carrier (penderita yang belum menunjukkan gejala sakit) terdapat di sekolah.
Kegiatan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) sebaiknya dilakukan secara rutin di sekolah. Disekolah ada beberapa lokasi yang memungkinkan menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk seperti; bak mandi/wc, tangki air, tempat sampah, pot bunga, lobang pohon, penampung air dispenser dll

Memberantasnya nyamuk atau kegiatan PSN dilakukan bersama guru, murid dan penjaga sekolah. Apabila terdapat jentik nyamuk segera tuangkan ketanah, karena jentik nyamuk aedes bisa mati bila menyenyuh tanah. Jangan tuangkan airnya di atas tembok/semen karena jentik nyamuk aedes akan tetap hidup walaupun hanya tersedia sedikit air.

Diharapkan, PSN 4M+ disekolah-sekolah se-kecamatan Mantewe juga dapat meningkatkan Angka Bebas Jentik (AJB) hingga 95%. Mari besinergi, untuk Mantewe yang lebih Sehat.

xander@pkm.mtw.2016

*album foto kegiatan >klik disini<